SHARE

Arsip - Kerabat warga Palestina, Mohammed Al-Tamimi, yang tewas oleh pasukan Israel dalam bentrokan, menangis saat pemakamannya di Deir Nidham, wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat (istimewa)

CARAPANDANG.COM – Lembaga pengawas Hak Asasi Manusia (HAM) internasional, Human Right Watch (HRW) menyatakan serangan Israel terhadap warga Palestina dn Gaza melanggar hukum perang internasional dan merupakan kejahatan perang selama serangan 11 hari pada Mei 2021.

Serangan Israel tersebut menewaskan 253 warga Palestina, termasuk 66 orang anak-anak dan memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.

Dalam penyelidikan HRW, kesimpulan yang diperoleh adalah Israel telah menggunakan bom berpemandu presisi GBU-31 yang bersumber dari Amerika Serikat. Israel pun tidak memperingatkan penduduk untuk mengevakuasi daerah tersebut sebelumnya. Mereka juga tidak menemukan bukti adanya target militer di daerah tersebut.

"Sebuah serangan yang tidak ditujukan pada tujuan militer tertentu adalah melanggar hukum," pernyataan HRW seperti dikutip Republika.

Organisasi hak asasi manusia internasional itu mengeluarkan laporan setelah menyelidiki tiga serangan udara Israel yang dikatakan menewaskan 62 warga sipil Palestina. Mereka juga melakukan wawancara dengan kerabat warga sipil yang terbunuh, penduduk daerah yang menjadi sasaran, dan mereka yang menyaksikan serangan Israel.

"Pasukan Israel melakukan serangan di Gaza pada Mei yang menghancurkan seluruh keluarga tanpa target militer yang jelas di dekatnya," kata direktur krisis dan konflik di HRW, Gerry Simpson, dikutip dari Middle East Monitor.

HRW menyerukan Israel untuk meningkatkan kepatuhannya terhadap hukum perang dan menyelidiki tuduhan di masa lalu. Lembaga itu juga meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelidiki serangan Israel selama serangan Mei di Gaza.

"Penyelidikan ini juga harus membahas konteks yang lebih besar, termasuk penutupan Gaza oleh pemerintah Israel dan kejahatan apartheid dan penganiayaan terhadap jutaan warga Palestina," kata Simpson.

Omar Abu Al-Ouf, satu-satunya yang selamat di keluarganya setelah bangunan empat lantai tempat tinggal runtuh akibat pemboman Israel, termasuk di antara mereka yang diwawancarai. Ayahnya, Ayman, kepala spesialis penyakit dalam di rumah sakit Al-Shifa Kota Gaza, ibunya, dan dua saudara kandungnya meninggal dalam peristiwa itu.

"Itu semua terjadi dalam waktu sekitar lima detik. Rumah itu bergoyang dan saya pikir itu akan runtuh. Setelah yang kedua, rumah mulai bergetar. Saya menangkap tangan saudara perempuan saya, menariknya ke koridor, dan memeluknya dalam pelukan berusaha melindunginya," kata Abu Al-Ouf.

Penembakan Anak Palestina

Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang anak Palestina berusia 12 tahun saat berada dalam mobil yang dikendarai ayahnya di wilayah pendudukan Tepi Barat, kata para pejabat Palestina.

Militer Israel mengatakan salah satu tentaranya melepaskan tembakan ke arah roda mobil setelah menyimpulkan bahwa kendaraan itu terlibat dalam "aktivitas mencurigakan" pada hari sebelumnya. Palestina membantah laporan tersebut.

"Kami sedang menyelidiki klaim bahwa seorang anak Palestina di bawah umur tewas akibat tembakan itu. Insiden itu sedang ditinjau oleh perwira komandan senior," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Bocah itu ditembak di dada, kata kementerian kesehatan Palestina menyusul insiden di desa Palestina Beit Ummar, dekat Hebron di Tepi Barat selatan.

Dia meninggal beberapa jam setelah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Tepi Barat adalah salah satu wilayah di mana orang-orang Palestina mencari status sebagai negara merdeka yang diakui.

Kekerasan telah membara di sana sejak pembicaraan antara Palestina dan Israel yang disponsori AS gagal pada tahun 2014.

Militer mengatakan bahwa pasukan di tempat kejadian menyaksikan dua pria mendekati daerah itu dengan mobil pada hari sebelumnya, keluar dari kendaraan mereka dan kemudian "(menggali) tanah sebelum meninggalkan tempat kejadian".

Pasukan "mendekati tempat kejadian dengan hati-hati dan setelah diperiksa ditemukan dua tas, salah satunya berisi mayat bayi yang baru lahir," kata militer Israel.

Wali Kota Beit Ummar mengatakan bahwa sebuah keluarga desa telah menguburkan anak perempuan mereka yang baru lahir di daerah itu pada Rabu.

Pasukan "menyerbu kuburan dan menggali kuburan gadis itu beberapa jam setelah pemakamannya," kata Wali Kota Nasri Sabarneh kepada kantor berita resmi Palestina, Wafa.

Kemudian pada hari Rabu, kata militer Israel, pasukan melihat apa yang mereka yakini sebagai kendaraan yang sama yang terlibat dalam penggalian sebelumnya mendekati daerah tersebut.

"Pasukan berusaha menghentikan kendaraan menggunakan prosedur standar termasuk berteriak dan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Setelah kendaraan tidak berhenti, salah satu tentara menembak ke arah roda kendaraan untuk menghentikannya."

Polisi militer Israel sedang menyelidiki insiden itu, kata militer Israel.