SHARE

carapandang.com

CARAPANDANG.COM - Masyarakat Indonesia mana yang tak kenal dengan sosok Ridwan Kamil, Gubernur terpilih pada tahun 2018 ini tampak selalu menjadi sorotan publik karena punya segudang prestasi mulai dari prestasi yang diraih sebagai arsitek hingga prestasi di bidang politik. Pria yang lebih akrab disapa dengan Kang Emil ini bisa mencapai titik kesuksesan seperti sekarang ini bukan tanpa perjalanan yang berliku-liku. Ada banyak perjalanan yang harus Ridwan Kamil lalui terlebih dahulu untuk mencapai posisinya. Inilah lima filosofi hidup dari Ridwan Kamil yang patut ditiru oleh anak muda seperti kamu, yaitu:

1. Prestasi Bisa Membawa Pada Kesuksesan

Berbicara tentang prestasi, pria berkacamata ini punya segudang prestasi yang patut dibanggakan. Sejak duduk di bangku SD, Kang Emil selalu masuk dalam peringkat lima besar di kelasnya. Selain cerdas, ia juga dikenal aktif dalam berorganisasi serta pintar bergaul. Perihal prestasi yang pernah ia raih diantaranya adalah salah satu Ikon Perubahan versi Majalah Gatra di tahun 2012, Urban Leadership Award dari Penn Institute for Urban Research, USA, dan masih banyak lagi. Prestasi-prestasi yang selama ini ia raih mendorongnya agar terus berkarya hingga mencapai tahap kesuksesan.

2. Jatuh Bangun Itu Hal Biasa Dalam Hidup

Dalam setiap kesuksesan pasti selalu ada perjuangan dan kerja keras di baliknya. Jika kamu melihat sosok Kang Emil yang sekarang, kamu pasti tak tahu seperti apa perjuangan yang telah ia tempuh. Setelah lulus kuliah, ia pergi ke Amerika untuk menempuh S2 karena ia mendapatkan beasiswa. Ia pun harus bekerja sambil kuliah. Setelah empat bulan bekerja di sana, ia justru menelan pil pahit karena kliennya tidak mau membayar hasil pekerjaannya. Ia pun harus bertahan hidup dengan makan sekali sehari dengan mengeluarkan uang 99 sen.

Pekerjaan paruh waktu di Departemen Perencanaan Barkeley pun ia jalani demi mencukupi kebutuhan hidup di sana. Ia bertekad untuk tetap bertahan hingga pendidikan S2nya selesai. Tak hanya itu saja, di saat yang bersamaan istrinya sedang mengandung sehingga saat persalinan ia harus mengaku miskin agar dapat fasilitas kesehatan gratis yang disediakan pemerintah setempat. Proses jatuh bangun dalam hidup menurut Kang Emil itu biasa karena itulah siklus kehidupan. Kamu hanya perlu tetap berjuang dan tak patah semangat.

3.Tak Pernah Lupa Pada Akar Menjadikan Pribadi yang Bersahaja

Memiliki karir yang gemilang di luar negeri, lantas tak menjadikan Kang Emil lupa akan identitasnya sebagai WNI. Ia rela pulang ke kampung halamannya di Bandung. Padahal saat itu, karirnya sedang menanjak karena ia bekerja di firma arsitektur Amerika-Hongkong. Kehidupannya pun bisa digolongkan dalam kategori sangat berkecukupan. Tapi ibunda Kang Emil mengatakan kepadanya, “Kalau mencari uang itu bisa ada gantinya, tapi kalau membuat orang lain pintar tidak akan terukur nilainya.” Nasihat yang diberikan ibundanya itu sangat membekas di hatinya sehingga ia memutuskan untuk pulang ke Bandung dan mengajar di ITB lalu mendirikan Urbane yang merupakan kepanjangan dari Urang Bandung Euy. Urbane kini menjadi firma arsitektur yang namanya sudah mendunia.

4. Generasi Muda Harus Terus Berkarya

Tak hanya menjadi sosok tokoh muda yang berprestasi di bidang arsitek dan politik, Kang Emil juga banyak menginspirasi generasi muda dan menjadi kebanggaan Indonesia. Sosoknya sebagai walikota Bandung selalu hadir dengan beragam kebijakan yang membuat kota Bandung semakin maju setiap harinya. Kang Emil pernah berkata, “Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki.” Kata-kata ini tentunya bisa kamu serap dengan baik. Kang Emil beranggapan kalau tenaga dan pikirannya lebih baik ia salurkan untuk memajukan bangsa dan negara agar lebih maju.

5. Kecerdasan Harus Bermanfaat Bagi Lingkungan Sekitar

Seperti yang kalian kenal, Kang Emil adalah tokoh muda yang pintar dan cerdas. Meski begitu, kedua orang tuanya selalu mengajarkan kalau moral dan etika itu sangatlah penting bagi pembentukan karakter. Pendidikan memang nomer satu, tapi cerdas saja tidaklah cukup jika tidak bisa membawa kebaikan bagi lingkungan sekitar. Ilmu yang kita miliki seolah tidak ada nilai harganya jika tidak berguna untuk orang lain. Dengan bermanfaatnya kita pada lingkungan sekitar dan orang lain, maka ilmu dan kecerdasan yang kita miliki bisa menjadi sangat berharga.

Tags
SHARE