SHARE

Foto: Antara

CARAPANDANG.COM - Entah apa yang ada di benak Junas Miradiarsyah ketika ia harus mengumumkan penundaan Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2021 pada Sabtu 9 Januari, hanya sepekan kurang dari jadwal yang sudah dirancang matang-matang.

Padahal, simulasi ketat penerapan protokol kesehatan penyelenggaraan kompetisi basket di tengah pandemi COVID-19 sudah dilakukan pada 15 Desember 2020 di BritAma Arena, Jakarta.

Tak tanggung-tanggung, operator IBL mengundang langsung sejumlah perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI serta Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi).

Kala itu semua perwakilan otoritas pemerintah yang hadir memuji keseriusan IBL, termasuk Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim yang dengan bulat menyatakan apa yang disimulasikan bisa menjadi model acuan kompetisi olahraga di era pandemi.

Namun, pada akhirnya Junas kemudian harus sekali lagi menyampaikan kabar kurang menyenangkan bagi penggemar basket Tanah Air, setelah hal serupa berkali-kali keluar dari mulutnya dalam beberapa kesempatan sepanjang tahun 2020.

"Skenarionya IBL digelar pada 15 Januari s.d 7 Januari untuk fase pertama dan fase kedua 2-22 Maret," kata Junas dalam jumpa pers virtual 9 Januari 2021.

"Kami sudah berkali-kali meyakinkan apa yang telah diupayakan mengenai protokol dan sistem bubble. Itu kami yakinkan ke para pihak berwenang dan pada waktu itu Alhamdulillah bisa tetap berjalan. Tapi kali ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan, ya kita harus taati," ujarnya menambahkan.

Pengumuman itu seolah membuat kerja Junas, yang menjabat direktur utama IBL, maupun jajarannya di kepengurusan liga bola basket tertinggi nasional itu seolah sia-sia.

Sistem bubble atau gelembung tentu mereka pelajari baik-baik dari apa yang diterapkan oleh kompetisi bola basket paling bergengsi di dunia, NBA, yang sukses melanjutkan sisa musim 2019/20 secara terpusat di komplek Disney World Orlando, Florida, pada 22 Juli s.d. 11 Oktober 2020.

Kendati mengalami penolakan yang kesekian kalinya dari pemerintah, Junas beserta jajarannya di IBL tetap menjaga kegigihan mereka dan bersikap profesional menjaga harapan untuk menghadirkan hiburan terbaik bagi penikmat basket Indonesia di tengah pandemi COVID-19.

"Dengan situasi kini, timeline yang kami siapkan mudah-mudahan membaik. Jadi kami tempatkan fase pertama di fase kedua, estimasi Maret bisa digelar," kata Junas.

Sebab usaha tidak akan mengkhianati hasil

Kegigihan dan profesionalisme adalah kata kunci dari sukses penyelenggaran IBL 2021.

Pada 4 Maret 2021, berita baik itu tiba. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) resmi menerbitkan surat izin keramaian penyelenggaran IBL 2021, tepat sepekan sebelum fase reguler mulai bergulir.

IBL memutuskan Robinson Cisarua Resort di Bogor sebagai lokasi fase reguler musim 2021 yang diikuti 11 klub serta perwakilan tim nasional elite muda dalam Indonesia Patriots pada 10 Maret s.d. 10 April 2021.

COVID-19 masih membayangi dengan satu kasus positif di tubuh Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja dan dua lainnya ditemukan dalam Pelita Jaya Bakrie Jakarta, membuat beberapa pertandingan kedua tim harus tertunda.

Tapi, nyatanya itu menjadi kali terakhir terdapat penundaan pertandingan yang diakibatkan oleh COVID-19.

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali sempat menyambangi langsung Robinson Cisarua Resort di hari keempat fase reguler dan mengapresiasi penuh profesionalisme IBL menerapkan protokol kesehatan sesuai yang disampaikan.

"Setelah saya lihat sama sesuai dengan apa yang disampaikan dan dilaporkan dalam rapat koordinasi," kata Menpora pada 13 Maret.

Di hari ketujuh gelembung berjalan semua pemain dan personel yang berada di dalam Robinson Cisarua Resort menerima vaksinasi COVID-19 yang disokong Kemenpora serta Kementerian Kesehatan untuk memproteksi atelt.

Para pemain yang bertanding juga mengapresiasi penuh kerja IBL memenuhi kebutuhan mendasar di dalam gelembung Robinson Cisarua Resort, serta juga beberapa pilihan fasilitas penunjang rekreasi mereka.

"Banyak yang bilang tempatnya enggak layak pakai, atau kurang memadai, tapi gua mau tunjukin ke kalian bahwa tempatnya ini lebih dari cukup," kata guard Satria Muda Pertamina Jakarta Avan Seputra melalui vlog timnya pada 18 Maret.

Berangsur-angsur penyelenggaraan fase reguler IBL 2021 berlangsung mulus hingga selesai pada 10 April dan IBL menyatakan tidak ada lagi kasus positif COVID-19 di antara pemain maupun personel lainnya saat gelembung Robinson Cisarua Resort ditinggalkan.

IBL 2021 berlanjut dengan fase playoff hingga final yang "dipulangkan" ke lokasi awal rencana gelembung, yakni BritAma Arena, jakarta, pada 23 Mei s.d. 6 Juni.

Mengingat hanya enam tim yang terlibat, tentu saja fase playoff juga berlangsung dengan mulus. Temuan kasus positif COVID-19 nol. Dan Satria Muda keluar sebagai juara seusai mengalahkan Pelita Jaya 2-1 di rangkaian final.

Satria Muda boleh jadi menutup musim dengan mengenggam trofi jawara, tapi IBL 2021 adalah tentang kegigihan dan profesionalisme para penyelenggara serta seluruh personel tim yang terlibat di dalamnya.

Sukses penyelenggaraan IBL 2021 membuktikan bahwa jargon usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil itu benar adanya.

"Kita bersama-sama membuktikan bisa mengalahkan COVID-19 dengan cara kita, yakni bekerja sama dalam berdisiplin terhadap protokol kesehatan dalam setiap kegiatan," kata Junas pada 6 Juni.

Tongkat estafet menuju FIBA Asia

Kesuksesan penyelenggaraan IBL 2021 menuai apresiasi dari sejumlah petinggi negeri ini seperti Menpora Zainudin Amali.

Ada juga Menteri BUMN Erick Thohir, yang juga pemilik Satria Muda. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, yang pernah memanajeri tim nasional basket serta mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI).

Lalu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang masih aktif sebagai Ketum PB Wushu Indonesia. Serta Gubernur DKI jakarta Anies Baswedan yang wilayahnya menjadi lokasi penyelenggaraan IBL 2021.

Semuanya menggaungkan suara yang sama, bahwa IBL 2021 telah sukses menjadi percontohan pelaksanaan protokol kesehatan untuk berbagai kompetisi olahraga yang kehadirannya dinantikan kembali oleh masyakarat di tengah kegamangan pandemi COVID-19.

Menpora Zainudin Amali bahkan segera mengingatkan bahwa kesuksesan IBL tak ubahnya menjadi modal positif menuju penyelenggaraan Piala FIBA Asia 2021 yang sedianya juga dilangsungkan di Jakarta.

Terlebih lagi, kepanitiaan Piala FIBA Asia 2021 juga dipimpin oleh Junas, yang sudah berhasil memotori jajaran IBL untuk penyelenggaraan musim 2021 di tengah pandemi.

Tanpa ragu, Junas menyatakan bahwa model penyelenggaraan IBL 2021 akan ia bawa serta untuk Piala FIBA Asia 2021.

Untuk kedua kalinya sepanjang sejarah, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah kejuaraan basket bergengsi se-Asia itu.

Pada 1993 silam, Jakarta pernah menjadi lokasi turnamen yang kala itu masih menggunakan nama Kejuaraan Konfederasi Bola Basket Asia (ABC).

Kini Indonesia dan 15 negara yang masih ditentukan lewat fase kualifikasi akan kembali tampil dalam turnamen itu di Istora Senayan, Jakarta, pada 17-29 Agustus mendatang.

Kabar baiknya, Junas mengungkapkan rangkaian final IBL 2021 menghadirkan percontohan lain yakni opsi kehadiran penonton yang tentunya memenuhi protokol kesehatan COVID-19.

"Apresiasi dari berbagai pihak kepala IBL membuat kami yakin bisa menerapkan model serupa yang mengedepankan protokol kesehatan ketat di FIBA Asia, dengan beberapa penyesuaian arahan dari FIBA," kata Junas.

Junas dan jajarannya sudah membuktikan bisa menerapkan IBL 2021 dengan aman serta sarat hiburan, kini saatnya melanjutkan tongkat estafet itu untuk kesuksesan Piala FIBA Asia 2021 yang jadi pembuktian Indonesia bisa melawan COVID-19 bersama-sama.

Tags
SHARE