SHARE

Bahtiar Effendy (voi)

CARAPANDANG.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut tokoh Muhammadiyah almarhum Prof. Dr Bahtiar Effendy MA sebagai tokoh panutan pemikiran politik Islam yang ide-idenya menjadi rujukan khasanah perpolitikan.

"Siapa pun yang belajar political Islam harus baca tulisan beliau," kata Anies dalam testimoni peluncuran buku "Mengenang Sang Guru Politik Prof Dr Bahtiar Effendy" di Jakarta, Senin.

Tulisan Bahtiar, kata dia, juga menjadi rujukannya dalam wawasan perpolitikan Islam. Anies pertama mengenal almarhum Ketua PP Muhamamdiyah itu saat keduanya menjadi aktivis tahun 1994.

Saat itu, gubernur DKI adalah senator Universitas Gadjah Mada sementara Bahtiar adalah aktivis Pemuda Muhammadiyah. Dia mengatakan Bahtiar sempat mengikuti pertukaran pelajar AFS sehingga keduanya berinteraksi.

Tokoh pemikir politik Muhammadiyah itu, disebut Anies, sebagai seseorang yang langka karena menjadi santri Pondok Pesantren Pabelan dengan kapasitas keilmuan politik dengan level dunia internasional. Menurut dia, Bahtiar merupakan ahli politik Islam yang mampu berkiprah di dunia internasional dengan artikulasi bahasa Inggris yang baik. Umumnya ahli politik Islam sekadar memiliki artikulasi bahasa Indonesia.

"Beliau banyak berbicara dalam forum internasional. Ini harus kita tonjolkan lebih kuat baik di Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa," kata dia.

Bahtiar sendiri dikenal sebagai seorang santri intelek. Dia meninggal di ICU RSIJ Cempaka Putih, Kamis (21/11). Almarhum menghembuskan napas terakhirnya pada usia 61 tahun. Dia merupakan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2015-2020. Anies menyatakan tulisan-tulisan Bahtiar soal perpolitikan Islam, baik artikel dan buku, akan menjadi amal jariyah yang baik bagi almarhum.