SHARE

Presiden RI Joko Widodo (kiri) memberi ucapan selamat kepada Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (kanan) usai dilantik menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (istimewa)

CARAPANDANG.COM - Mantan rektor UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra mengatakan pemilihan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merupakan keputusan yang tidak tepat bila dimaksudkan untuk mendukung kemajuan teknologi nasional.

Azyumardi merasa heran dengan  orang-orang yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Dewan Pengarah BRIN. Dia menyebut Dewan Pengarah BRIN mestinya dijabat ilmuwan atau peneliti berkelas internasional.

"Seharusnya Ketua dan anggota Dewan Pengarah BRIN adalah ilmuwan/peneliti terkemuka berkaliber internasional jika serius BRIN mau melakukan riset/inovasi unggul," kata Azyumardi mengutip Republika.co.id, Jumat (15/10/2021).

Azyumardi menilai, Ketua Dewan Pengarah BRIN tak pantas dijabat Megawati yang juga Ketua Umum PDIP. Selama ini Megawati dianggapnya tidak memiliki rekam jejak kepakaran mengenai riset dan inovasi.

"Tidak pada tempatnya Ketua Dewan Pengarah BRIN ketum parpol yang tidak punya kepakaran soal riset dan inovasi. Boleh jadi BRIN menjadi alat politik," ujar Azyumardi.

Azyumardi juga menduga BRIN tak membawa kemajuan di sektor teknologi dan ilmu pengetahuan bila Ketua Dewan Pengarahnya dijabat tokoh politik. Ia bahkan meramalkan BRIN hanya akan mendatangkan mudharat bagi ekosistem inovasi.

"Kekacauan yang diakibatkan BRIN merupakan malapetaka riset dan inovasi Indonesia bertahun-tahun, sekarang dan ke depan," ucap Azyumardi.

Oleh karena itu, Azyumardi pesimis akan masa depan BRIN dan kemajuan teknologi nasional. Padahal LIPI, BPPT, LAPAN, BATAN telah disatukan menjadi OR (organisasi riset) yang semua dipimpin PLT.

"Tidak cukup waktu sekitar dua tahunan bagi Presiden Jokowi mengonsolidasi BRIN menjadi legacy-nya yang baik, tidak berantakan seperti sekarang," ucap Azyumardi.

Halaman :