SHARE

Istimewa

Perlindungan kuat selama 6 bulan

Dalam studi pertama, para peneliti di Qatar (negara dengan lebih dari 82 persen orang yang divaksinasi lengkap) menyelidiki lebih dari 900.000 hasil tes PCR dari orang yang divaksinasi dengan Pfizer.

Mereka menemukan, perlindungan vaksin terhadap infeksi mulai menurun secara nyata sekitar empat bulan setelah suntikan kedua.

Menurut peneliti, perlindungan Pfizer terhadap infeksi setelah dosis pertama, meningkat menjadi 36,8 persen tiga minggu kemudian. Ketika orang kemudian menerima suntikan kedua, perlindungan vaksin mereka melonjak menjadi 77,5 persen dalam waktu sekitar empat minggu.

Vaksin juga memberikan perlindungan terhadap kasus COVID-19 yang parah, kritis, atau fatal dengan cepat yakni mencapai 96 persen atau lebih tinggi pada dua bulan pertama setelah orang divaksinasi lengkap.

Perlindungan kuat terhadap kondisi terburuk akibat COVID-19 terhadap seseorang bertahan setidaknya selama setengah tahun.

Sementara itu, perlindungan terhadap infeksi tanpa gejala berkurang lebih cepat, begitu juga pada infeksi COVID-19 yang lebih ringan.

Setelah orang mendapatkan dua dosis suntikan vaksin selama sekitar lima sampai tujuh bulan, para peneliti mengamati efektivitas vaksin Pfizer berkisar sekitar 20 persen. Meskipun hanya sekitar sepertiga dari infeksi menunjukkan tanpa gejala.

"Perlindungan terhadap infeksi tanpa gejala berkurang lebih cepat daripada terhadap infeksi bergejala. Temuan ini menunjukkan, sebagian besar populasi yang divaksinasi dapat kehilangan perlindungannya terhadap infeksi dalam beberapa bulan mendatang," kata para peneliti studi.

Penelitian lain dari Qatar memperlihatkan, infeksi baru kurang menular ketimbang pada orang yang tidak divaksinasi. Hal ini menunjukkan, infeksi lebih kecil kemungkinannya untuk menyebar pada orang yang divaksinasi.

Studi lain dalam NEJM dilakukan di Israel, mengamati 4.868 petugas kesehatan yang telah divaksinasi dengan vaksin COVID-19 Pfizer.

Hasilnya, ada laporan antibodi penetralisir para partisipan ini terhadap COVID-19 secara substansial turun dalam enam bulan setelah menerima dosis kedua vaksin Pfizer.

Kondisi ini terutama terjadi pada pria, orang di atas usia 65 tahun, dan mereka dengan sistem kekebalan yang lemah.

Meski begitu, hanya 20 dari petugas layanan kesehatan tersebut yang mengalami infeksi baru selama masa studi. Hal ini menunjukkan, sekali lagi, bahwa perlindungan vaksin tetap kuat selama berbulan-bulan setelah orang disuntik.

Menurut peneliti, wajar jika antibodi penetralisir menurun setelah vaksinasi. Antibodi penetralisir bukan satu-satunya elemen respons imun yang melindungi seseorang pada infeksi.

Vaksin untuk kondisi lain seperti gondok, campak, dan rubella bahkan hanya menunjukkan penurunan kecil sekitar 5-10 persen setiap tahun dalam menetralkan tingkat antibodi, demikian kata para peneliti.

Halaman :